PENGARUH MEDIA SOSIAL BAGI GENERASI
MUDA
DISUSUN
OLEH :
Sarah
Dwikusuma H (16315393)
Kelas : 1 TA 03
Mata
Kuliah : Ilmu Sosial Dasar
Dosen : Emilianshah Banowo
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
ucapkan atas kehadirat Allah SWT , atas berkat rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menlesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Media Sosial Bagi Generasi Muda”.
Dalam penulisan makalah
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Emiliansah Banowo selaku
dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Sosial Dasar yang telah memberikan pengarahan
dan dorongan dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis
berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal kepada pihak yang
memberikan bantuan, dan menjadikan semua bantuan menjadi ibadah, Amin Ya Rabbal
‘Alamin. Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak terdapat
kekurangan, baik dari teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Jakarta,
November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i
DAFAR ISI …………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG ……………………………………………………… 1
1.2 RUMUSAN
MASALAH ………………………………………………… 2
1.3 TUJUAN
PENULISAN ………………………………………………… 2
1.4 MANFAAT
PENULISAN ……………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
SOSIAL MEDIA ……………………………………… 3
2.2 KLASIFIKASI
SOSIAL MEDIA……………………………………… 4
2.3 CIRI-CIRI
SOSIAL MEDIA………………………………………… 5
2.4 PERKEMBANGAN
SOSIAL MEDIA ………………………………5
2.5 PERTUMBUHAN
SOSIAL MEDIA ……………………………… 6
2.6 MEDIA
SOSIAL DAN SWASTA……………………………………7
2.7 PERKEMBANGAN
SOSIAL MEDIA DI INDONESIA…………… 8
2.8 PERAN
SOSIAL MEDIA BAGI GENERASI MUDA ………………14
2.9 FUNGSI
SOSIAL MEDIA……………………………………………15
2.10
DAMPAK SOSIAL MEDIA………………………………………15
2.10.1 DAMPAK
POSITIF JEJARING SOSIAL…………………15
2.10.2 DAMPAK
NEGATIF JEJARING SOSIAL……………… 16
2.10.3 DAMPAK
TERHADAP SOSIAL DAN BUDAYA………17
2.10.4 DILIHAT
DARI SEGI HUKUM………………………… 18
2.11
CONTOH PEMANFAATA SOSIAL MEDIA……………………19
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN………………………………………………………. 21
3.2 SARAN ……………………………………………………………… 22
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sosial Media kata yang
tidak asing kita dengar saat ini, tahukah anda artinya ? Jika diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia, tentu saja Sosial Media itu adalah Media Sosial –
sebuah tempat untuk melakukan aktifitas bersosialisasi – berbaur dan bergabung
dengan orang lain. Kata Sosial Media menjadi populer ketika Facebook dan
Twitter mulai dikenal oleh kalangan pengguna Internet, hal ini yang kemudian
membuat Sosial Media dan Internet menjadi tidak terpisahkan. Tidak heran, jika
mendengar kata Sosial Media maka pikiran orang orang tentu akan langsung
tertuju pada Internet – Facebook, Twitter, Blogging, youtube dan semua
fasilitas fasilitas lainnya yang menjembatani hubungan dan interaksi antar
manusia. Di Indonesia sendiri, kegiatan ber-Sosial Media sebenarnya telah ada
sejak lama – dengan bermunculannya berbagai macam forum diskusi berbasis web
seperti KasKus misalnya, hanya saja demam Sosial Media mulai terasa ketika
sebuah situs pertemanan bernama Friendster mulai naik daun – saat itu banyak
orang mulai merasa sangat penting untuk menampilkan sosok dirinya untuk dikenal
orang lain. Sosial media memiliki dampak besar pada kehidupan kita saat ini.
Seseorang yang asalnya “kecil” bisa seketika menjadi besar dengan Media sosial,
begitupun sebaliknya orang “besar” dalam sedetik bisa menjadi “kecil” dengan
Media sosial. Apabila kita dapat memnfaatkan media sosial, banyak sekali
manfaat yang kita dapat, sebagai media pemasaran, dagang, mencari koneksi,
memperluas pertemanan, dll. Tapi apabila kita yang dimanfaatkan oleh Media
sosial baik secara langsung ataupun tidak langsung, tidak sedikit pula kerugian
yang akan di dapat seperti kecanduan, sulit bergaul di dunia nyata, dan lain –
lain). Orang yang pintar dapat memanfaatkan media sosial ini untuk mempermudah
hidupnya, memudahkan dia belajar, mencari kerja, mengirim tugas, mencari
informasi, berbelanja, dan lain - lain. Media sosial menambahkan kamus baru
dalam pembendaharaan kita yakni selain mengenal dunia nyata kita juga sekarang
mengenal “dunia maya”. Dunia bebas tanpa batasan yang berisi orang-orang dari
dunia nyata. Setiap orang bisa jadi apapun dan siapapun di dunia maya.
Seseorang bisa menjadi sangat berbeda kehidupannya antara didunia nyata dengan
dunia maya, hal ini terlihat terutama dalam jejaring sosial.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah yang diperoleh dari penulisan ini
antara lain :
1. Apa
pengertian dari sosial media ?
2. Apa
fungsi dan peran dari sosial media itu sendiri ?
3. Sebutkan
berbagai dampak posirif dan negatif dari trennya sosial media bagi generasi
muda !
4. Sebutkan
apa saja pemanfaat sosial media bagi kalangan remaja !
5. Bagaimana
implementasi sosial media?
1.3 Tujuan
Penulisan
Tujuan yang diperoleh dari penulisan ini antara lain
:
·
Memberitahukan dampak positif dan
negative dari penggunaan sosial media bagi para remaja.
·
Memberitahukan perkembangan sosial media
di Indonesia
·
Memberitahukan berbagai macam
pemanfaatan dari sosial media
1.4 Manfaat Penulisan
·
Melatih penulis dalam
memutuskan solusi dari suatu permasalahan yang terjadi di Indonesia dengan
memanfaatkan seni dalam bentuk karya tulis.
·
Memberitahukan akan dampak
positif dan juga negatif dari pada perkembangan sosial media bagi kalangan
remaja saat ini
·
Memberitahukan manfaat yang
dapat diperoleh dari perkembangan sosial media
BAB II
PENDAHULUAN
2.1 PENGERTIAN SOSIAL MEDIA
Media sosial adalah sebuah media
online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.
Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa
media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media
sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog
interaktif.
Andreas
Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan
teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran
user-generated content”.
Jejaring
sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi,
kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan
berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan
Twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast,
maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang
tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara
terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan
tak terbatas.
Saat
teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut
tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa
dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile
phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan
terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara
maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak
menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
Pesatnya
perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki
media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio,
atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain
halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan
social media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun,
tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Kita
sebagai pengguna social media dengan bebas bisa mengedit, menambahkan,
memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content
lainnya.
2.2
KLASIFIKASI SOSIAL MEDIA
Media sosial
teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk majalah, forum internet, weblog,
blog sosial, microblogging, wiki, podcast, foto atau gambar, video, peringkat
dan bookmark sosial. Dengan menerapkan satu set teori-teori dalam bidang media
penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan) dan proses sosial
(self-presentasi, self-disclosure) Kaplan dan Haenlein menciptakan skema
klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial dalam artikel Horizons Bisnis
mereka diterbitkan dalam 2010. Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media
sosial :
·
Proyek Kolaborasi
Website mengijinkan usernya untuk
dapat mengubah, menambah, ataupun me-remove konten – konten yang ada di website
ini. contohnya wikipedia
·
Blog dan microblog
User lebih bebas dalam
mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat ataupun mengkritik kebijakan
pemerintah. contohnya twitter
·
Konten
Para user dari
pengguna website ini saling meng-share konten – konten media, baik seperti
video, ebook, gambar, dan lain – lain. contohnya youtube
·
Situs jejaring sosial
Aplikasi yang mengizinkan user untuk
dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung
dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti foto – foto. contoh facebook
·
Virtual game world
Dunia virtual, dimana mengreplikasikan
lingkungan 3D, dimana user bisa muncul dalam bentuk avatar – avatar yang
diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia nyata.
contohnya game online.
·
Virtual social world
Dunia virtual yang dimana
penggunanya merasa hidup di dunia virtual, sama seperti virtual game world,
berinteraksi dengan yang lain. Namun, Virtual Social World lebih bebas, dan
lebih ke arah kehidupan, contohnya second life.
2.3 CIRI-CIRI SOSIAL MEDIA
Media sosial mempunyai ciri - ciri
sebagai berikut :
·
Pesan
yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai
banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
·
Pesan
yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper
·
Pesan
yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya
·
Penerima
pesan yang menentukan waktu interaksi
2.4 PERKEMBANGAN SOSIAL MEDIA
Perkembangan dari Media Sosial itu
sendiri sebagai berikut :
·
1978 Awal dari
penemuan Sistem
papan buletin yang
memungkinkan untuk dapat berhubungan dengan orang lain menggunakan surat elektronik , ataupun
mengunggah dan mengunduh Perangkat lunak , semua ini dilakukan
masih dengan menggunakan saluran telepon yang terhubung
dengaan modem
·
1995 Kelahiran dari
situs GeoCities, situs ini
melayani Web Hosting yaitu layanan
penyewaan penyimpanan data - data website agar halaman website tersebut bisa di
akses dari mana saja, dan kemunculan GeoCities ini menjadi tonggak dari
berdirinya website - website lain.
·
1997 Muncul situs
jejaring sosial pertama yaitu Sixdegree.com walaupun
sebenarnya pada tahun 1995 terdapat situsClassmates.com yang juga
merupakan situs jejaring sosial namun, Sixdegree.com di anggap lebih
menawarkan sebuah situs jejaring sosial di banding Classmates.com
·
1999 Muncul situs
untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. situs ini
menawarkan penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri. sehingga
pengguna dari Blogger ini bisa memuat
hal tentang apapun. termasuk hal pribadi ataupun untuk mengkritisi pemerintah.
sehingga bisa di katakan blogger ini menjadi tonggak berkembangnya sebuah Media
sosial.
·
2002 Berdirinya Friendster, situs jejaring
sosial yang pada saat itu menjadi booming, dan keberadaan sebuah media sosial menjadi fenomenal.
·
2003 Berdirinya LinkedIn, tak hanya
berguna untuk bersosial, LinkedIn juga berguna untuk mencari pekerjaan,
sehingga fungsi dari sebuah Media Sosial makin berkembang.
·
2003 Berdirinya MySpace, MySpace
menawarkan kemudahan dalam menggunakannya,sehingga myspace di katakan situs
jejaring sosial yang user friendly.
·
2004 Lahirnya Facebook, situs jejaring
sosial yang terkenal hingga sampai saat ini, merupakan salah satu situs
jejaring sosial yang memiliki anggota terbanyak.
·
2006 Lahirnya Twitter, situs jejaring
sosial yang berbeda dengan yang lainnya, karena pengguna dari Twitter hanya
bisa mengupdate status atau yang bernama Tweet ini yang hanya
di batasi 140 karakter.
·
2007 Lahirnya Wiser, situs jejaring
social pertama sekali diluncurkan bertepatan dengan peringatan Hari Bumi (22
April) 2007. Situs ini diharapkan bisa menjadi sebuah direktori online
organisasi lingkungan seluruh dunia termasuk pergerakan lingkungan baik
dilakukan individu maupun kelompok.
·
2011 Lahirnya Google+, google meluncurkan
situs jejaring sosialnya yang bernama google+, namun pada awal peluncuran.
google+ hanya sebatas pada orang yang telah di invite oleh google. Setelah itu
google+ di luncurkan secara umum.
2.5 PERTUMBUHAN MEDIA SOSIAL
Pesatnya
perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki
media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga
kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang
pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan
internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat
mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas
bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis,
dan berbagai model content lainnya.
Menurut Antony Mayfield dari iCrossing,
media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan
berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang
yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas.
Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain
kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri
sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial berkembang pesat.
Tak terkecuali, keinginan untuk aktualisasi
diri dan kebutuhan
menciptakan personal branding.jumlah anggota
yang di miliki masing - masing situs jejaring sosial ini, berikut tabel jumlah anggota dari
masing - masing situs yang di kutip dari (August E. Grant:297) pada 1 mei 2010 :
No
|
Nama situs
|
Jumlah member
|
1
|
facebook
|
250.000.000
|
2
|
myspace
|
122.000.000
|
3
|
twitter
|
80.500.000
|
4
|
linkedin
|
50.000.000
|
5
|
ning
|
42.000.000
|
2.6 MEDIA SOSIAL DAN SWASTA
Kerangka sarang
lebah mendefinisikan bagaimana media sosial layanan fokus pada beberapa atau
semua tujuh blok bangunan fungsional (identitas, percakapan, berbagi,
kehadiran, hubungan, reputasi, dan kelompok). Bangunan blok tersebut membantu
memahami kebutuhan pertunangan dari audiens media sosial. Sebagai contoh,
pengguna LinkedIn peduli kebanyakan tentang identitas, reputasi dan hubungan,
sedangkan blok utama YouTube bangunan berbagi, percakapan, kelompok dan
reputasi.
Banyak perusahaan
membangun wadah sosial sendiri yang mencoba untuk menghubungkan blok bangunan
tujuh fungsional sekitar merek mereka. . Ini adalah komunitas swasta yang
melibatkan orang-orang di sekitar tema yang lebih sempit, seperti di sekitar
panggilan tertentu, merek atau hobi, dari wadah media sosial seperti Facebook atau Google+
Sementara jejaring
sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi,
kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan
berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace,Plurk, dan Twitter. Jika
media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media
sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik
untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi danfeedback secara terbuka, memberi komentar,
serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Saat teknologi internet dan mobile
phone makin maju maka media
sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter
misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan
sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial
mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju,
tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak
menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
2.7
PERKEMBANGAN SOSIAL MEDIA DI INDONESIA
Hari ini selama 24 jam,
berbagai peristiwa di belahan dunia begitu cepat bisa kita lihat, tanpa perlu
menunggu disiarkan oleh kantor berita lalu dicetak, tetapi bisa langsung
dilihat di smartphone lewat media sosial. Blogging, menulis tweet, dan berkirim
podcast telah membuka berbagai cara baru untuk berbagi informasi dan
berekspresi. Jurnalis warga menambah jumlah berita yang beredar lewat
handphone, terutama saat terjadi bencana dan konflik. Terbukanya jalan menuju media
baru (new media) memperlebar kesempatan untuk berdialog,
bertukar pikiran dan berbagi pengetahuan dan informasi. Bahkan dalam banyak
hal, media sosial mulai menunjukkan kekuatannya yang signifikan. Di sisi lain,
ancaman terhadap media sosial sudah hadir baik dari sisi internal maupun
eksternal.
Melalui
tulisan berikut ini, mari mengikuti perkembangan media sosial di Indonesia
sejak populernya internet pada kurun waktu 1994 sampai 2013 dan berusaha
mengenali apa saja yang telah terjadi dalam 20 tahun terakhir dalam kerangka
melihat relasi media (sosial) dan kekuasaan.
·
Petaka Media: 1994
Pada 20
tahun yang lalu, masyarakat Indonesia masih mengandalkan cara mendapatkan
informasi melalui media konvensional: koran, majalah, radio dan televisi.
Selain itu, internet baru diperkenalkan ke masyarakat Indonesia, selisih
setahun dari kepopulerannya di Amerika Serikat. Internet Service Provider (ISP)
baru muncul sehingga orang mulai mempunyai email pribadi dan bisa berselancar
dengan peramban Netscape Navigator, yang dikembangkan dari pendahulunya NSCA
Mosaic. Dengan internet, orang mulai tukar menukar informasi melalui email,
meskipun tradisi menulis surat masih sangat kuat.
Di
zaman Orde Baru, kontrol informasi berjalan begitu kuat mulai dari aturan surat
izin terbit yang dikeluarkan oleh Departemen Penerangan, intervensi ke meja
redaksi oleh rezim, hingga pembunuhan wartawan. Salah satu kontrol informasi
dikenal dengan nama bredel (dari kata breidel yakni pembatasan), yang dianggap
“pencabut nyawa” bagi media yang kritis. Begitu dicabut Surat Izin Usaha
Penerbitan Pers (SIUPP), dengan seketika media tersebut tidak bisa beroperasi.
Praktek bredel ini merupakan warisan ketakutan pemerintah kolonial atas media
pers yang dikelola kaum nasionalis. Untuk mengatasinya dikeluarkan haatzai artikelen,
yaitu undang-undang yang mengancam pers apabila dianggap menerbitkan
tulisan-tulisan yang “menaburkan kebencian” terhadap pemerintah.
Pada
tanggal 21 Juni 1994, SIUPP tiga media besar di Indonesia yakni Detik, Tempo, Editor dicabut Departemen Penerangan. Lewat
Surat Keputusan Nomor 123/KEP/MENPEN/1994, ketiga media ini ditutup karena
dianggap tidak menyelenggarakan kehidupan pers Pancasila yang sehat dan
bertanggung jawab sehingga mengganggu stabilitas nasional. Meskipun bertentangan
dengan Undang-undang Pers yang saat itu berlaku, UU Nomor 21 Tahun 1982,
kekuasaan yang otoriter menyebabkan ada kebuntuan informasi.
Kebuntuan
informasi ini segera disikapi oleh kalangan media saat itu. Setelah pembredelan
terjadi, pada bulan Agustus 1994 Aliansi Jurnalis Independen (AJI) didirikan
dan AJI menerbitkan majalah Suara Independen. Isinya menyebarluaskan informasi
yang seringkali bertolak belakang dengan informasi yang telah disetir oleh
kekuasaan otoriter di bawah Soeharto. Tapi tak lama, tiga orang yang bergiat di
majalah yang menyiasati seolah penerbitannya berada di Australia itu, Ahmad
Taufik, Danang KW, dan Eko Maryadi, akhirnya ditangkap dan dipenjara.
Sensor
informasi semakin menjadi-jadi dan pers berada di titik petaka. Sadar bahwa tidak
bisa bergerak bebas, masyarakat mulai mencari informasi alternatif. Setahun
berlalu, internet mulai digemari anak muda. Apalagi saat itu, Yahoo! sudah
memulai jasa pembuatan email gratis sehingga orang berlomba untuk memiliki
email gratis. Search engine, mailing-list, internet relay chat (IRC) semakin
akrab dengan masyarakat sehingga tercetus gagasan untuk memanfaatkannya sebagai
lalu lintas informasi alternatif, pengganti yang buntu tadi itu.
Pada tahun
1994, Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) yakni gerakan
mahasiswa untuk memperjuangkan demokrasi di Indonesia sudah menggunakan email
untuk berbagi informasi dan koordinasi. Dikembangkan dengan sistem Sentra
Informasi untuk mencegah terlacaknya informasi SMID oleh intelejen negara, jaringan
email pro demokrasi ini mayoritas berisi runtutan kronologis berita aksi
mahasiswa/buruh yang dikirim oleh anggota SMID dan update beritanya sewaktu
terjadi penangkapan terhadap mahasiswa atau buruh yang berdemonstrasi ke Sentra
Informasi yang berada di luar negeri, untuk lalu dikirim lewat email kepada
organisasi dan pribadi-pribadi yang memerlukan berita alternatif untuk
mengimbangi media yang terhegemoni oleh kekuasaan. Meskipun berita-berita ini
masih beredar secara terbatas, namun sudah ada kesadaran menggunakan internet
untuk perubahan sosial.
·
Jalan Lain: 1996
Di
bawah tanah, tersembunyi dalam identitas palsu, digalang sebuah organisasi
layanan berita internet yang dikelola oleh sebuah jaringan rahasia. Penggagas
jaringan rahasia ini adalah Goenawan Mohammad, pemimpin redaksi MajalahTempo. Di saat ia maju untuk memperjuangkan status
hukum Majalah Tempo di Mahkamah Agung, secara
sembunyi-sembunyi, jaringan ini dipersiapkan untuk bekerja secara rapi.
Jaringan rahasia ini kemudian dikenal dengan nama “Blok M” dan Irawan Saptono
menjadi koordinatornya. Irawan bertugas mengatur nama palsu seperti Ghufron,
Tosca, dll., menyiapkan tempat persembunyian, dan menulis laporan untuk dikirim
ke John MacDougall.
Blok
M bekerjasama dengan Nusanet dan mailing-list apakabar@clarks.net yang dimoderatori oleh John
MacDougall, sehingga berita yang ditulis oleh Blok M kemudian diposting oleh
John MacDougall di mailing-list apakabar dan dengan sendirinya meluas masuk ke
ruang-ruang privat lewat email pribadi. Berita ini kemudian disebarkan lagi
antar mailing-list atau bisa juga diforward. Saat itu Blok M mengelola enam
layanan berita bawah tanah ini: Pipa untuk
berita umum,Bursa untuk
berita ekonomi. Lalu ada SiaR untuk berita umum, Istiqlal untuk
opini, Matebeam untuk
berita dari Timor Timur, Mambramo untuk
berita dari Papua, Meunasah untuk
berita dari Aceh, TNI Watch untuk
berita tentang TNI, dan Goro-Goro tentang
lelucon politik. Dua yang pertama segera ditutup karena “tidak aman”. Selain
itu, Blok M juga menerbitkan media cetak yaitu X-Pose danBergerak!
Di saat
yang sama, kelompok-kelompok pro demokrasi lain juga mulai menggunakan email
mengikuti pola yang ada, termasuk juga membentuk mailing-list baru dengan
keragaman tema. Tujuannya tetap sama: menggunakan internet sebagai “jalan lain”
untuk melawan sensor dan represi informasi oleh kekuasaan otoriter Orde Baru.
Di luar
kelompok jurnalis, mahasiswa merintis “jalan lain” untuk melawan hegemoni
informasi. Dengan memanfaatkan lalu lintas informasi melalui email, mahasiswa
membangun webzine/webportal untuk menyuarakan pendapat mahasiswa-mahasiswa di
Indonesia mengenai kondisi sosial masyarakat dan negara.
Pada
Mei 1998, diluncurkan KQ ONLINE Kampus & Kita dihttp://www.bubu.com/kampus yang dimotori oleh Lembaga Pendidikan,
Penerbitan, dan Pengembangan Pers Mahasiswa (LP4M) bekerjasama denganBubu.net. Media baru ini
berbentuk webzine, bentuknya berbeda dengan mailing-list dan menawarkan tempat
untuk berkomentar lewat forum diskusi online. Lembaga yang sama mencetak koran
pamflet Mahasiswa Bergerak dan
membangun basis data informasi di website berisi terjemahan tulisan, risalah,
berita untuk dipakai oleh publik secara bebas. Mahasiswa-mahasiswa bekerja di
kampusnya masing-masing, mengirim berita melalui email, dan secara berkala
webzine dan website ini diperbaharui isinya. Setiap kali ada bahan baru,
informasi ini disebarkan melalui mailing-list yang ada kepada publik.
Barulah
pada Juli 1998, muncul portal berita Detik.com yang dikelola oleh Budiono Darsono,
wartawan eks Detik dan
kawan-kawannya. Sejak itu, kebebasan informasi menemukan “jalan lain” karena
adanya perkembangan teknologi informasi dan tercatat memiliki kekuatan untuk
membuat perubahan sosial yang berarti.
·
Ledakan Informasi: 1999-2000
Tumbangnya
Orde Baru otomatis mengubah lanskap media konvensional. SIUPP tidak lagi
menjadi momok dengan dibubarkannya Departemen Penerangan oleh Presiden
Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Secara luar biasa, jumlah media meningkat drastis.
Dari situasi ketika informasi dibatasi di zaman kekuasaan Soeharto, kini
informasi meluap-luap. Tak hanya di media konvensional, media digital pun juga
mengalami hal yang sama. Selain Detik.com, muncul jugaAstaga.com yang mendapat investasi besar dari
Afrika Selatan hingga portal-portal berita lain yang terus bermunculan.
Sayang pada
akhirnya media-media yang begitu banyak ini tutup satu per satu bukan karena
aturan sensor dari kekuasaan, tetapi karena sebab-sebab yang sifatnya internal
dari dirinya sendiri: mismanajemen, kegagalan menguasai distribusi, perolehan
iklan yang sedikit, dll. Masyarakat sendiri sudah mulai pintar untuk memilah
informasi dari media, karena mereka mulai mengenal beragam sumber informasi,
baik lewat media konvensional maupun dari media digital. Ancaman pada media di
periode ini adalah kurangnya verifikasi berita dan plagiatisme informasi.
·
Media (Jejaring) Sosial: 2002-sekarang
Mulai tahun
2002, perkembangan teknologi informasi memasuki era social networking website
atau media sosial. Lewat Friendster (2002), Myspace (2003), Facebook (2004),
setiap individu bisa menjadi “media”. Ia dapat menyebarkan opininya secara
lebih luas dan berdiskusi secara intens menggunakan media sosial. Saling
bertukar informasi dalam bentuk tulisan, foto, rekaman suara, video terus
menerus difasilitasi oleh media sosial yang tingkat pertumbuhannya begitu
pesat. Kegiatan menulis di blog yang disebut blogging, menulis status lewat
twitter, menunjukkan minat lewat pinterest dan lainnya membuat masyarakat di
zaman sekarang menjadikan media sosial sebagai kebutuhan hidup yang tidak bisa
terpisahkan, layaknya kebutuhan makan/minum, papan, dan ekonomi.
Kekuatan
media sosial yang pada awalnya berada pada kelompok pro demokrasi (1996),
kemudian mahasiswa (1998), kini terdistribusi ke setiap individu. Hal ini
sejalan dengan lanskap global internet, dimana awal kelahirannya komunikasi dua
arah hanya dinikmati oleh 1% pada 1993, 51% pada 2000, dan lebih dari 97% pada
2007. Bahkan Yanuar Nugroho dan Shita Laksmi lewat penelitiannya “Citizens in
@ction” menemukan bagaimana 258 kelompok-kelompok yang mereka teliti telah
membangun demokrasi bottom-up yang akan mendukung kehidupan demokrasi yang
lebih sehat.
Melihat
sejarah relasi media dan kekuasaan di Indonesia, success story media sosial
pada perubahan sosial yang diteliti oleh Yanuar Nugroho, serta statistik
kekuatan media sosial yang ada sekarang, tak heran bila Ulin Yusron dalam
tulisan “Sosial Media Sebagai Angkatan Kelima Pilar Demokrasi”, 20 Februari
2013, berharap media sosial dapat menjadi pilar kelima untuk menggantikan pers
yang kini dikuasai oleh kekuatan modal dan politik, serta menjadi “pedang tajam
yang mengiris ketidakadilan”. Harapan yang demikian tinggi ini disertai dengan
sejumlah prasyarat yang menurut Ulin harus disertai agar media sosial menjadi
gerakan sosial (melawan kekuasaan).
Ulin menulis di Beritasatu.com, “Pertama, akun di media sosial
adalah akun yang jelas kredibilitasnya dan bersumber dari orang sungguhan…
Kedua, sosial media … bersiaplah untuk menghadapi bullying… Ketiga …(harus)…
melibatkan tokoh-tokoh yang memiliki pengikut dalam jumlah besar. Keempat …
menggelar rapat-rapat offline untuk merumuskan strategi, taktik, organisasi dan
program yang jelas.” Namun sayang dalam tulisan tersebut, saat Ulin
menggadang-gadang kekuatan media sosial, ia tidak menyertai dengan
ancaman-ancaman nyata yang kini sudah menghadang aktivis media sosial.
Dari sisi
eksternal, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomer 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik atau biasa disingkat UU ITE. Di dalam UU ITE
ini, para aktivis media sosial kerap kali terganjal oleh aturan di dalam UU ITE
mulai dari pasal 27-29 di dalamnya, dimana ancaman terhadap pelanggar lebih
berat daripada aturan pidana di dalam Pasal 310 KUHP. Kebebasan informasi harus
berhadapan dengan pasal-pasal karet yang dibuat untuk menghambat informasi:
menyebarkan kebencian kelompok, penghinaan, pencemaran nama, hingga hacking.
Ancaman ini baru bisa hilang, ketika 3 pasal dalam UU ITE ini direvisi atau
dihapus.
Terhadap
isu ini, berbagai kasus hukum sudah berkali-kali muncul. Mulai dari Prita
Mulyasari yang menulis email mengenai buruknya pelayanan RS Omni, Kho Seng Seng
yang menulis surat pembaca, Alexander Aan yang mengupdate status sebagai atheis
Minang, dan lain-lain menjadi berita yang kian hari kian jamak muncul di zaman
kebebasan informasi ini. Ini menandakan bagaimana tidak terlindunginya warga
negara yang menggunakan media sosial untuk menyuarakan pendapatnya. Kondisi
yang jelas-jelas bertolak belakang dengan pengakuan artikel 19 PBB yang
menyatakan blogging adalah hak setiap individu. Alih-alih bersuara bebas untuk
mengkritik kekuasaan, ia bisa digelandang ke penjara.
Dari
sisi internal, ancaman datang dari bentuk-bentuk “slacktivisme” yakni bentuk
kegiatan online yang tak punya dampak langsung pada perubahan sosial. Bentuknya
mulai dari membubuhkan “like” pada status/facebook page hingga petisi online
yang tidak mengubah apapun di dalam kenyataan. Ancaman-ancaman ini sangat
melemahkan upaya untuk menjadikan media sosial punya dampak kepada perubahan
sosial.
Terhadap yang kedua ini, perlahan
mulai dikenali sebagai ancaman yang serius karena menjadikan “social cause”
hanya sebagai bendera/slogan kosong dari kegiatan marketing. Karena sulit
dibedakan antara slacktivisme dan aktivisme sosial di tahapan awal, banyak
masyarakat yang terjebak dan kemudian berapriori pada perubahan sosial yang
hendak ditawarkan lewat media sosial. Mereka takut perubahan yang ditawarkan
hanyalah perubahan semu. Sikap skeptis mulai juga muncul dengan mengatakan
bahwa kekuatan media sosial untuk melakukan perubahan sosial tak lain hanyalah
gembar-gembor omong kosong dari social media evangelists. Bila skeptisisme ini meluas,
bukan tidak mungkin media sosial justru kian melemah.
Agenda Bersama
Bila
mengharapkan relasi media sosial dan kekuasaan menjadi kuat, sebagaimana
terjadi di banyak negara ketika perubahan kebijakan kota ikut mengundang
blogger ke dalamnya, aktivis sosial media terlibat dalam perubahan sosial, maka
perlu agenda bersama yang harus disegerakan untuk mengatasi ancaman-ancaman
yang kini muncul tersebut. Kita boleh bernafas lega karena pemerintah akan
segera merevisi UU ITE tetapi proses revisi ini harus terus dikawal. Terhadap
slacktivisme, aktivis sosial media perlu melakukan kampanye publik untuk
mendidik masyarakat agar bisa mengenali mana aksi-aksi “semu”/”topeng” dan mana
yang betul-betul mengakar dan mendorong demokrasi bottom-up yang sehat.
Selain
itu, prasyarat keempat yang diajukan Ulin Yusron agar aktivis media sosial
menggelar rapat-rapat untuk merumuskan strategi, taktik, organisasi dan program
sudah dalam tahap perlu dimaksimalkan. Tujuannya jelas, agar kebebasan yang
didapat lewat perkembangan teknologi informasi ini tidak kemudian malah
disalahgunakan untuk kepentingan kekuasaan demi segelintir orang yang ingin
berkuasa tahun 2014. Atau yang lebih membahayakan lagi, malah digunakan untuk
melemahkan kekuatan madani yang kini ada.
2.8 PERAN SOSIAL MEDIA BAGI GENERASI MUDA
- · Kesederhanaan
Dalam sebuah produksi
media konvensional dibutuhkan keterampilan tingkat tinggi dan keterampilan
marketing yang unggul. Sedangkan media sosial sangat mudah digunakan, bahkan
untuk orang tanpa dasar TI pun dapat mengaksesnya, yang dibutuhkan hanyalah
komputer dan koneksi internet.
- · Membangun Hubungan
Sosial media menawarkan
kesempatan tak tertandingi untuk berinteraksi dengan pelanggan dan
membangun hubungan. Perusahaan mendapatkan sebuah feedback langsung, ide,
pengujian dan mengelola layanan pelanggan dengan cepat. Tidak dengan media
tradisional yang tidak dapat melakukan hal tersebut, media tradisional hanya
melakukan komunikasi satu arah.
- · Jangkauan Global
Media tradisional dapat
menjangkau secara global tetapi tentu saja dengan biaya sangat mahal dan
memakan waktu. Melalui media sosial, bisnis dapat mengkomunikasikan informasi
dalam sekejap, terlepas dari lokasi geografis. Media sosial juga memungkinkan
untuk menyesuaikan konten anda untuk setiap segmen pasar dan memberikan
kesempatan bisnis untuk mengirimkan pesan ke lebih banyak pengguna.
- · Terukur
Dengan sistemtracking
yang mudah, pengiriman pesan dapat terukur, sehingga perusahaan langsung dapat
mengetahui efektifitas promosi. Tidak demikian dengan media konvensional yang
membutuhkan waktu yang lama.
2.9 FUNGSI SOSIAL MEDIA
Ketika kita
mendefinisikan media sosial sebagai sistem komunikasi maka kita harus mendefinisikan
fungsi-fungsi terkait dengan sistem komunikasi, yaitu :
- · Administrasi
Pengorganisasian
proofil karyawan perusahaan dalam jaringan sosial yang relevan dan relatif
dimana posisi pasar anda sekarang. Pembentukan pelatihan kebijakan media
sosial, dan pendidikan untuk semua karyawan pada penggunaan media sosial.
Pembentukan sebuah blog organisasi dan integrasi konten dalam masyarakat
yang relevan. Riset pasatr untuk menemukan dimana pasar anda.
- · Mendengarkan dan Belajar
Pembuatan sistem
pemantauan untuk mendengar apa yang pasar anda inginkan, apa yang relevan
dengan mereka.
- · Berpikir dan Perencanaan
Dengan melihat tahap 1
dan 2, bagaiman anda akan tetap didepan pasar dan begaiman anda berkomunikasi
ke pasar. Bagaiman teknologi sosial meningkatkan efisiensi operasional hubungan
pasar.
- · Pengukuran
Menetapkan
langkah-langkah efektif sangat penting untuk mengukur apakah metode yang
digunakan, isi dibuat dan alat yang anda gunakan efektif dalam meningkatkan
posisi dan hubungan pasar anda.
2.10 DAMPAK SOSIAL
MEDIA
2.10.1 Dampak
positif jejaring soial
- · Anak dan remaja dapat belajar mengembangkan keterampilan teknis dan social yang sangat di butuhkan di zaman digital seperti sekarang ini. Mereka akan belajar bagaimana cara beradaptasi,bersosialisai dengan public dan mengelola jaringan pertemanan
- · Memperluas jaringan pertemanan, anak dan remaja akan menjadi lebih mudah berteman dengan orang lain di seluruh dunia, meski sebagian besar diantaranya belum pernah mereka temui secara langsung.
- · Anak dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena di sini mereka berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain.
- · Situs jejaring social membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian, dan empati, misalnya memberi perhatian saat ada teman mereka yang ulang tahun, mengomentari foto, video dan status teman mereka, menjaga hubungan persahabatan meski tidak dapat bertemu secara fisik.
- · Internet sebagai media komunikasi : merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia
- · Media pertukaran data : dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web : jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
- · Media untuk mencari informasi atau data : perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.
- · Kemudahan memperoleh informasi : kemudahan untuk memperoleh informasi yang ada di internet banyak membantu manusia sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi. Selain itu internet juga bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
- · Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan : Dengan kemudahan ini, membuat kita tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan karena dapat di lakukan lewat internet.
2.10.2 Dampak Negatif jejaring sosial
- · Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat pemahaman bahasa pun menjadi terganggu. Jika anak terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya, maka pengetahuan tentang seluk beluk berkomunikasi di kehidupan nyata, seperti bahas tubuh dan nada suara, menjadi berkurang.
- · Situs jejaring social akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi kurang berempati di dunia nyata.
- · Bagi anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di jejaring social. Hal ini akan membuat mereka semakin sulit membedakan anatara berkomunikasi di situs jejaring social dan dunia nyata. Hal ini tentunya akan mempengaruhi keterampilan menulis mereka di sekolah dalam hal ejaan dan tata bahasa.
- · Situs jejaring social adalah lahan subur bagi predator untuk melakukan kejahatan. Kita tidak akan pernah tahu apakah seseorang yang baru di kenal anak kita di internet, menggunakan jati diri yang sesungguhnya.
- · Pornografi : Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen browser melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home page yang dapat di akses. Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.
- · Penipuan : Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
- · Carding : Karena sifatnya yang real time (langsung), cara belanja dengan menggunakan Kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka.
- · Perjudian : Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya.
2.10.3
Dampaknya
terhadap sosial dan budaya :
Akibat kemajuan Teknologi bisa kita lihat :
- 1. Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol. Data yang tertulis dalam buku Megatrend for Women:From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri , dan berbagai jabatan penting lainnya.
2. Meningkatnya rasa percaya diri. Kemajuan ekonomi di
negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan
ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu
bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan
bangsa-bangsa Asia.
Kemajuan Teknologi akan
berpengaruh Negatif pada aspek budaya:
- 1. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
- 2. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibatnya bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
- 3. Pola interaksi antar manusia yang berubah kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC) , internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (WARNET) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.
2.10.3
Dilihat
dari segi hukum :
Dampak Negatif Internet
1. Cybercrime Adalah kejahatan yang di lakukan seseorang dengan sarana internet di dunia maya yang bersifat.
• Melintasi batas Negara
• Perbuatan dilakukan secara illegal
• Kerugian sangat besar
• Sulit pembuktian secara hukum
Bentuk-bentuk cybercrime sebagai
berikut :
·
Hacking – Usaha memasuki sebuah jaringan dengan maksud
mengeksplorasi atupun mencari kelemahan system jaringan.
·
Cracking – Usaha memasuki secara illegal sebuah jaringan dengan
maksud mencuri, mengubah atau menghancurkan file yang di simpan padap jaringan
tersebut.
2. Parnografi
Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan
parnografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang
dimiliki internet, pornografi pun merajalela.Untuk mengantisipasi hal ini, para
produsen ‘browser’ melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih
jenis home-page yang dapat di-akses.Di internet terdapat gambar-gambar
pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang
untuk bertindak kriminal.
3. Violence And Gore
Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat ‘menjual’ situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu.
4. Penipuan
Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
sehingga pembuktian secara hukum
agak sulit di tindak, karena para pelaku kejahatan dalam internet bisa berada
dimana saja.
2.11 CONTOH PEMANFAATAN SOSIAL MEDIA
Berikut adalah contoh-contoh pemanfaatan sosial
media yang sering kita jumpai keberadaannya. Diantaranya adalah sebagai berikut
ini:
·
Melalui BLOG
Blog, dengan
menggunakan blog sudah bisa berwirausaha di sosial media online, karena dengan
blog kita bisa dengan leluasa untuk memasangkan produk atau jasa yang kita
tawarkan kepada para calon pelanggan / customer.
Melalui bloglah kita
bisa memasang mulai dari spesifikasi barang atau jasa, contoh barang, serta
harga dari barang tersebut. Mengapa disini mencontohkan blog, karena dengan
menggunakan blog kita tidak perlu membayar (selain hosting dan beli domain).
Blog merupakan media iklan yang sangat ramah dan dibilang gratis selama tidak
beli hosting dan ganti domain.
·
Melalui Twitter
Twitter juga bermanfaat
didalam penyebaran informasi atau iklan mengenai produk atau jasa yang akan ditawarkan
kepada khalayak umum. Twitter juga bisa memasarkan atau menyebarkan produk yang
telah di publish di Blog agar supaya iklan di blog lebih maksimal.
Di Twitter karena hanya
terbatas dengan karakter yang ada, hanya 140 karakter. Jadi kebanyakan hanyalah
link blog atau website yang dipasangkan untuk diperkenalkan. Dan pada intinya
twitter hanyalah sebagai media untuk mempromosikan saja.
·
Melalui Facebook
Facebook merupakan
media yang sangatlah pas untuk mempromosikan dan memperkenalkan produk atau jasa
yang nantinya akan diketahui oleh khalayak umum. Mengapa dikatakan sangat pas
dan sangat cocok untuk menggunakan layanan facebook? karena di Indonesia adalah
pengguna nomer dua terbesar didunia, serta di facebook memiliki dua fasilitas
sekaligus. Selain bisa berfungsi sebagai blog (karena tidak dibatasi dengan
karakter) untuk memberikan spesifikasi dari barang atau jasa, juga dapat
menyebarluaskan dan mempromosikan juga.
Jadi sangatlah pas dan
cocok apabila memanfaatkan ketiga sosial media di atas tersebut, apabila
pengerjaannya sudah maksimal. Maka tidak perlu susah-susah lagi untuk
menyebarkan brosur atau menempelkan pamflet lagi.
Selain tiga sosial
media diatas, juga terdapat beberapa lagi yang bisa digunakan. Misalnya saja
menggunakan jasa Forum Jual Beli (FJB) di Kaskus dan Toko Beli Online / online
store seperti halnya TokoBagus(dot)com serta penyedia jasa layanan untuk
memasarkan produk usaha anda yang bisa digunakan untuk mengembangkan wirausaha
anda sekalian.
·
Melalui Penyedia Jasa Layanan
Salah satunya adalah
GoBrand, GoBrand merupakan salah satu Penyedia Jasa Layanan untuk Pemasaran
Produk Usaha. GoBrand memiliki jaringan yang luas dan sangat berpeluang untuk
lebih mempopulerkan produk anda ke masyarakat luas, jadi hal ini juga bisa
menjadi peluang yang sangat besar sekali bagi anda.
Bagaimana tidak ada
salahnya kan memanfaatan sosial media Dalam mengembangkan Wirausaha?Pastinya
kan lebih murah, lebih efisien, dan lebih maksimal didalam menjalankan
wirausaha.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Situs Jejaring Sosial merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang
memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang
tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs
tersebut. Hubungan antara perangkat mobile dan halaman web internet
melalui "jaringan sosial" telah menjadi standar dalam komunikasi
digital. Awal mula situs jejaring sosial ini muncul pada tahun 1997 dengan
beberapa situs yang lahir berbasiskan kepercayaan setelah itu kejayaan situs
jejaring sosial mulai diminati mulai dari tahun 2000-an serta 2004 muncul situs
pertemanan bernama Friendster lanjut ke
tahun-tahun berikutnya tahun 2005 dan seterusnya muncul situs-situs seperti MySpace, Facebook, Twitter dan lain-lain. Zaman semakin canggih karena
teknologi yang selalu diperbaharui, segala sesuatu saat ini lebih mudah
dilakukan. Selain dampak positif banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari
jejaring sosial.
Facebook, twitter dan situs jejaring sosial yang lainnya saat ini
merupakan aplikasi teknologi yang sedang digemari kalangan remaja termasuk juga
anak-anak. Dengan situs jejaring ini kita dapat memperluas pertemanan baik
secara kekerabatan maupun dengan masyarakat luas, bukan hanya dalam ruang
lingkup lingkungan tempat tinggal saja tetapi dari berbagai macam kalangan,
lingkungan maupun status sosial. Hal tersebut menjadi suatu keharusan bagi
remaja untuk memilikinya.
Dengan adanya hal tersebut situs jejaring sosial ini mengakibatkan
dampak yang positif maupun negatif. Dampak positif dari jejaring sosial
diantaranya sebagai sarana untuk mempromosikan iklan yang belakangan ini
disebut dengan jual beli online, ada juga yang membuat grup atau komunitas
untuk bertukar informasi dan juga memperluas pertemanan. Selain itu jejaring
sosial juga dapat mempertemukan tali persaudaraan yang sudah lama tidak bertemu
atau sempat putus.
Dampak negatif jejaring sosial bagi remaja dan anak-anak adalah dengan situs jejaring sosial yang mereka akan merasa kecanduan dan tidak mengenal waktu karena mereka harus update terhadap situs jejaring sosial yang mereka miliki. Belakangan ini marak kasus penculikan terhadap gadis remaja setelah berkenalan lewat jejaring sosial, ada pula yang melarikan diri atau kabur dari rumah setelah berkomunikasi dengan teman jejaring sosialnya. Dampak negatif situs jejaring sosial juga nampak dalam perubahan sikap yang ditunjukan setelah remaja tersebut kecanduan jejaring sosial diantaranya mereka menjadi malas karena terlalu asyik dengan jejaring sosial mereka, mereka juga lupa akan kewajiban mereka sebagai pelajar. Selain itu mereka juga akan bersikap egois, tidak peduli dengan lingkungan sekitar karena waktu yang mereka miliki dihabiskan untuk internet.
Dampak negatif jejaring sosial bagi remaja dan anak-anak adalah dengan situs jejaring sosial yang mereka akan merasa kecanduan dan tidak mengenal waktu karena mereka harus update terhadap situs jejaring sosial yang mereka miliki. Belakangan ini marak kasus penculikan terhadap gadis remaja setelah berkenalan lewat jejaring sosial, ada pula yang melarikan diri atau kabur dari rumah setelah berkomunikasi dengan teman jejaring sosialnya. Dampak negatif situs jejaring sosial juga nampak dalam perubahan sikap yang ditunjukan setelah remaja tersebut kecanduan jejaring sosial diantaranya mereka menjadi malas karena terlalu asyik dengan jejaring sosial mereka, mereka juga lupa akan kewajiban mereka sebagai pelajar. Selain itu mereka juga akan bersikap egois, tidak peduli dengan lingkungan sekitar karena waktu yang mereka miliki dihabiskan untuk internet.
Dunia telah berubah dan akan terus berubah, jarak antar daerah bahkan
antar Negara telah semakin dekat. Beberapa puluh tahun lalu kita sempat takjub
dengan televisi yang bisa membagi informasi gambar bergerak ke seluruh pelosok
negeri. Kini zaman telah berubah setiap orang bisa berbagi gambar bergerak
kepada yang lainya, setiap orang bisa berbicara dan saling melihat lawan
bicaranya secara langsung dimanapun ia berada.
Teknologi informasi yang berbasis internet telah berkembang pesat
di indnesia, produk berbasis internet yang paling di gemari saat ini adalah
situs jejaring social berupa facebook dan twitter. Dengan layanan situs
jejaring sosial ini kita dapat berkomunikasi dengan teman-teman baru maupun
lama dari belahan dunia manapun.
Arus perkembangan teknologi ini bagaimana pun tak akan bisa kita
bendung, sebagian besar anak dan remaja saat ini telah familiar dengan berbagai
situs jejaring sosial tersebut, tidak saja anak dan remaja kota, bahkan
anak-anak di pedesaan pun kini telah berangsur-angsur mulai menggunakan
jejaring sosial tersebut.
3.2
SARAN
Remaja saat ini sudah
seharusnya menggunakan jaringan internet secara bijak sehingga kita tidak
menjadi orang yang mencandu akan jejaring sosial. Sebaiknya para pengguna situs
jejaring sosial ini tidak harus berhenti total untuk tidak menikmati situs
tersebut, namun lebih bijak kalau secara perlahan untuk menguranginya yaitu
dengan mengurangi jam bermain Facebook, Twitter, dan lain - lain.
Implementasikan sosial
media dengan baik dan benar, gunakan peluang yang ada sebagai sarana yang
positif.
DAFTAR PUSTAKA
Pelangi QQ Asia
BalasHapusMari Bergabung bersama kami di PelangiQQ Asia (,) com
Situs Impian Para pecinta dan peminat Taruhan Online!!
Hanya Dengan 1 USER ID Bos Sudah Bisa Memainkan 7 Games Kami Ya ^^
Bandar Q | Bandar Q Online | BANDAR POKER | Agen Bandar Q | Domino 99 | Agen Domino | AduQ Online Terbaik
Keunggulan PELANGI QQ :
- PROSES DEPO & WD MUDAH TANPA RIBET
- PROSES DEPO & WD TERCEPAT
- KARTU-KARTU BERKUALITAS DISAJIKAN
- CS RAMAH & INSPIRATIF SIAP MEMBANTU 24JAM
- TIPS & TRIK MENJADI KEUNGGULAN SITUS INI
- DAN TENTUNYA DEPOSIT YG TERJANGKAU BOS!!(MINIMAL DEPO & WD 25RB)
Tunggu Apalagi Bos!! Buruan Daftarkan Diri Anda Di Situs Kami PELANGIQQ
Bagaimana Cara Mendaftar? SIMPEL Bos!!
Cukup Mampir Ke Situs Kami 'pelangiqq.vegas'
Klik Daftar Dan Diisi Data-Datanya Dengan Benar ATAU Bisa Juga Melalui Live Chat Dan CS Kami Akan Siap Membantu Anda Selama 24jam Ya Bos!!
CONTACT US :
BBM : D1E0517C
Skype : Pelangi QQ
FB : Pelangi QQ
LOGINSITE : pelangiqq.vegas
Thanks infonya. Oiya ngomongin media sosial, ternyata ada fakta menarik loh yang jarang terungkap ke permukaan. Katanya, media sosial itu bisa bikin seseorang jadi boros. Selengkapnya bisa temen-temen cek di sini: Media sosial bikin boros
BalasHapusbisa buat refrensi
BalasHapus