Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam
kehidupan sehari–hari. Menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket kereta
api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada bank, pada kasir
supermarket, dan situasi–situasi yang lain merupakan kejadian yang sering
ditemui. Studi tentang antrian bukan merupakan hal yang baru.
Antrian yang
panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di teller untuk
melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan check-in, di
super market saat para pembeli antri untuk melakukan pembayaran, di tempat cuci
mobil : mobil antri untuk dicuci dan masih banyak contoh lainnya. Di sektor
jasa, bagi sebagian orang antri merupakan hal yang membosankan dan sebagai
akibatnya terlalu lama antri, akan menyebabkan pelanggan kabur. Hal ini
merupakan kerugian bagi organisasi tersebut. Untuk mempertahankan pelanggan,
sebuah organisasi selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik.
Pelayanan yang terbaik tersebut diantaranya adalah memberikan pelayanan yang
cepat sehingga pelanggan tidak dibiarkan menunggu (mengantri) terlalu lama.
Namun demikian, dampak pemberian layanan yang cepat ini akan menimbulkan biaya
bagi organisasi, karena harus menambah fasilitas layanan. Oleh karena itu,
layanan yang cepat akan sangat membantu untuk mempertahankan pelanggan, yang
dalam jangka panjang tentu saja akan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Antrian timbul
disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan
atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera
mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal, tambahan
fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk
mencegah timbulnya antrian. Akan tetapi biaya karena memberikan pelayanan
tambahan, akan menimbulkan pengurangan keuntungan mungkin sampai di bawah
tingkat yang dapat diterima. Sebaliknya, sering timbulnya antrian yang panjang
akan mengakibatkan hilangnya pelanggan / nasabah.
Area penting
dari aplikasi model antrian adalah sistem produksi, transportasi dan sistem
persediaan barang, sistem komunikasi, dan sistem pengolahan informasi. Antrian
model bermanfaat untuk perancangan sistem dalam kaitannya dengan tata ruang,
kapasitas dan kendali. Di dalam kuliah ini perhatian kami terbatas pada model
dengan satu antrian. Situasi dengan lebih dari satu antrian diperlukan dalam
kursus antrian jaringan. Merupakan tehnik lanjutan untuk bilangan eksak,
aproksimasi dan analisis numerik dari antrian model akan menjadi pokok bahasan\
metode algoritma teori antrian.
Salah satu model
yang sangat berkembang sekarang ini ialah model matematika. Umumnya, solusi
untuk model matematika dapat dijabarkan berdasarkan dua macam prosedur, yaitu :
analitis dan simulasi. Pada model simulasi, solusi tidak dijabarkan secara
deduktif. Sebaliknya, model dicoba terhadap harga – harga khusus variabel jawab
berdasarkan syarat – syarat tertentu (sudah diperhitungkan terlebih dahulu),
kemudian diselidiki pengaruhnya terhadap variabel kriteria. Karena itu, model
simulasi pada hakikatnya mempunyai sifat induktif. Misalnya dalam persoalan
antrian, dapat dicoba pengaruh bermacam – macam bentuk sistem pembayaran
sehingga diperoleh solusi untuk situasi atau syarat kedatangan yang mana pun.
Model
antrian sangat berguna baik dalam bidang manufaktur dan juga jasa. Analisis
antrian dalam bentuk panjang antrian, rata-rata waktu menunggu dan faktor lain
membantu untuk memahami sistem jasa (seperti kasir di bank), aktivitas
pemeliharaan (mungkin berupa perbaikan mesin yang rusak), dan aktivitas
pengendalian shop-floor. Sebetulnya, pasien yang sedang menunggu di ruang
praktik dokter dan mesin bor yang sedang menunggu di bengkel untuk diperbaiki
memiliki banyak kesamaan dari sisi MO. Keduanya menggunakan sumber daya
peralatan dan manusia untuk mengembalikan aset produksi yang berharga (mesin
dan orang-orang) ke kondisi yang baik.
SISTEM ANTRIAN
Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama
untuk memperoleh giliran pelayanan sangatlah menjengkelkan. Rata – rata lamanya
waktu menunggu (waiting time) sangat tergantung kepada rata – rata tingkat
kecepatan pelayanan (rate of services). Teori tentang antrian diketemukan dan
dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada
perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen
tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan
automatic dialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara
otomatis. Dalam waktu – waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk
melayani para penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri
menunggu giliran, mungkin cukup lama.
Persoalan
aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari
seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk
menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan
bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of
probabilities of significance in Automatic Telephone
Exhange. Baru setelah perang dunia kedua,
hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian
(Supranto, 1987).
Menurut Bronson (1996: 310), proses antrian
merupakan proses yang berhubungan dengan kedatangan customer pada
suatu fasilitas pelayanan, menunggu panggilan dalam baris antrian jika belum
mendapatpelayanan dan akhirnya meninggalkan fasilitas pelayanan setelah
mendapat pelayanan. Proses ini dimulai saat customer – customer yang
memerlukan pelayanan mulai datang. Mereka berasal dari suatu populasi yang
disebut sebagai sumber input. Menurut Hillier dan Lieberman (1980: 401), proses
antrian adalah suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan customer ke
suatu sistem antrian.
kemudian
menunggu dalam antrian hingga pelayan memilih customer sesuai
dengan disiplin pelayanan, dan akhirnya customer meninggalkan
sistem antrian setelah selesai pelayanan. Sistem antrian adalah himpunan customer,
pelayan, dan suatu aturan yang mengatur kedatangan paracustomer dan
pelayanannya. Sistem antrian merupakan “ proses kelahiran – kematian “ dengan
suatu populasi yang terdiri atas para customer yang sedang
menunggu pelayanan atau yang sedang dilayani. Kelahiran terjadi jika seorang customer memasuki
fasilitas pelayanan, sedangkan kematian terjadi jikacustomer meninggalkan fasilitas pelayanan. Keadaan sistem adalah jumlah customer dalam
suatu fasilitas pelayanan.
Menurut
Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan)
yangmemerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada
umumnya, sistemantrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda –
beda di mana teori antrian dansimulasi sering diterapkan secara luas.
Antrian
(waiting linelqueue) adalah sebuah situasi yang umum-sebagai contoh, dapat
mengambil bentuk deretan mobil yang menunggu untuk diperbaiki pada Midas
Muffler Shop, pekerjaan fotokopi yang sedang menunggu untuk diselesaikan di
took percetakan Kinko, atau orang-orang yang sedang berlibur
menunggu untuk masuk ke wahana, Mr. Frogg’s Wild Ride di Disney.
Menurut
Wospakrik (1996:302), sistem antrian adalah himpunancustomer, server beserta
aturan yang mengatur antara kedatangan customer dan
pelayanannya. Salah satu komponen dari sistem antrian adalah pola kedatangan customer.
Tipe kedatangan ada dua macam, yaitu customer tiba dalam
sistem antrian secara individu pada satu waktu dan sekelompok customer yang
datang bersamaan pada satu waktu. Dalam masalah antrian biasa diasumsikan bahwa customer tiba
di suatu fasilitas layanan secara individu.
KOMPONEN SISTEM ANTRIAN
Komponen dasar proses antrian adalah kedatangan, pelayan dan antri. Komponen-komponen
ini disajikan pada gambar berikut:
Komponen Proses Antrian
1. Kedatangan
Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, atau panggilan
telepon untuk dilayani. Unsur ini sering disebut proses input. Proses input meliputi
sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population, dan cara terjadinya
kedatangan yang umumnya merupakan proses random.
2. Pelayan
Pelayan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan, atau satu
atau lebih fasilitas pelayanan. Contohnya pada sebuah check out counter dari suatu
supermarket terkadang hanya ada seorang pelayan, tetapi bisa juga diisi seorang kasir
dengan pembantunya untuk memasukkan barang-barang ke kantong plastik. Sebuah
bank dapat mempekerjakan seorang atau banyak teller. Di samping itu, perlu
diketahui cara pelayanan dirampungkan, yang kadang-kadang merupakan proses
random.
3. Antri
Inti dari analisis antrian adalah antri itu sendiri. Timbulnya antrian terutama
tergantung dari sifat kedatangan dan proses pelayanan. Penentu antrian lain yang
penting adalah disiplin antri. Disiplin antri adalah aturan keputusan yang menjelaskan
cara melayani pengantri, misalnya datang awal dilayani dulu yang lebih dikenal
dengan singkatan FCFS, datang terakhir dilayani dulu LCFS, berdasar prioritas,
berdasar abjad, berdasar janji, dan lain-lain. Jika tak ada antrian berarti terdapat
pelayan yang nganggur atau kelebihan fasilitas pelayanan.
STRUKTUR - STRUKTUR MODEL ANTRIAN
Ada empat model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian:
- 1. Single Chanel – Single Phase
Single Chanel berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk.memasuki sistem pelayanan atau ada satu pelayanan. Single phase menunjukkan bahwa hanya ada satu stasiun pelayanan sehinggayang telah menerima pelayanan dapat langsung keluar dari sistemantrian. Contohnya antrian pada penjualan karcis kereta api yanghanya dibuka satu loket.-Sistem Antrian Single Channel – Single Phase
- 2. Single Channel - Multi Phase
Multi phase berarti ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakn secara berurutan dalamphase-phase. Misalnya pada antrian di laundry, pakaian – pakaian setelah dicuci kemudian dijemur lalu disetrika dan terakhir dikemas.
- 3. Multi Channel – Single Phase
Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini adalah antrian pada teller sebuah bank.
- 4. Multi Chanel - Multi Phase
Sistem ini terjadi jika ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dengan pelayanannya lebih dari satu phase. Sebagai contoh adalah pelayanan kepada pasien di rumah sakit dari pendaftaran, diagnosa, tindakan medis sampai pembayaran. Setiap sistem-sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu.
MENGELOLAH ANTRIAN PENDEKATAN KUALITATIF
Berikut
ini beberapa saran yang dapat diaplikasikan dalam mengelola antrian sebelum
memutuskan menambah fasilitas:
a. Menentukan waktu tunggu yang masih dapat
diterima oleh pelanggan. Susun tujuan operasional didasarkan pada apa yang
dapat diterima oleh pelanggan
b. Mencoba mengalihkan perhatian pelanggan ketika
menunggu, misalnya dengan menyediakan TV, Bacaan, pemutaran film atau yang lain
untuk membantu pelanggan tidak terfokus pada kenyataan bahwa mereka menunggu
lama.
c. Menginformasikan kepada pelanggan tentang apa
yang sedang terjadi dan apa yang sedang diupayakan oleh manajemen untuk solusi.
Hal ini perlu dilakukan khususnya ketika waktu tunggu lebih lama dari normal
karena pelanggan yang sudah menunggu lama dan tidak mengerti apa yang sedang
terjadi akan membuat mereka gelisah.
d. Menjaga agar karyawan tidak terlihat oleh
pelanggan sedang menganggur atau mengerjakan pekerjaan lain atau bekerja
lambat. Bagaimanapun, tidak ada yang membuat pelanggan menajdi begitu frustasi
ketika mereka sedang mengantri lama dan di sisi lain mereka melihat para
karyawan malah duduk-duduk santai atau terlihat kurang gesit.
e. Mensegmentasi pelanggan. Misalnya bila ada
sekelompok pelanggan yang membutuhkan sesuatu yang dapat dilayani dengan cepat,
maka ada baikn ya buat antrian khusus untuk mereka sehingga mereka tidak
mengantri lama hanya karena beberapa konsumen yang lain membutuhkan pelayanan
yang lama.
f. Melatih pelayan untuk lebih friendly terhadap
pelanggan. Menyapa pelanggan dengan menyebut nama atau memberikan atensi khusus
dapat membantu pelanggan mengendalikan perasaan negatif selama menunggu. Akan
lebih baik bila diberi arahan yang spesifik dari pada sekedar meminta mereka
bersikap friendly, misalnya dengan meminta mereka tersenyum saat memberi salam
kepada pelanggan.
g. Mendorong pelanggan untuk datang pada saat
waktu longgar/ sepi. Berikan informasi yang lengkap kepada pelanggan tentang
saat-saat yang biasanya luang sehingga mereka bisa datang dan tidak perlu
mengantri.Beri tahu kapan saat-saat padat pelanggan dan kapan saat sepi
pelanggan.
h. Mengupayakan pemecahan jangka panjang dalam
mengatasi masalah antrian. Perlu mengembangkan rencana cara laternatif untuk
melayani pelanggan misalnya dengan mempersingkat prosedur, mengembangkan metode
kerja yang lebih cepat dan lain-lain. (Hendra Poerwanto G
JENIS - JENIS ANTRIAN
Adapun jenis dari sistem antrian sebagai berikut
:
1. Sistem antrian jalur tunggal dengan pelayanan
tunggal
Sistem
antrian yang menggunakan satu jalur antrian kedatangan dan satu fasilitas
pelayanan.
2. Sistem antrian jalur ganda pelayanan tunggal
Sistem
antrian yang memiliki jalur kedatangan yang bervariasi, tetapi memiliki satu
pelayanan setiap jalurnya.
3. Sistem antrian jalur tunggal dengan pelayanan
ganda
Merupakan
sistem antrian yang menggunakan hanya satu jalur kedatangan dan memiliki lebih
dari satu fasilitas pelayanan.
4. Sistem antrian jalur ganda dengan pelayanan
ganda
Sistem
antrian yang menggunakan jalur kedatangan yang bervariasi dan memiliki banyak
pelayanan.
DISIPLIN ANTRIAN
Disiplin antri adalah aturan keputusan yang
menjelaskan cara melayani pengantri. Menurut Siagian (1987), ada 5 bentuk
disiplin pelayanan yang biasa digunakan, yaitu :
· FirstCome FirstServed (FCFS) atau FirstIn
FirstOut (FIFO) artinya, lebih dulu datang (sampai), lebih dulu dilayani
(keluar). Misalnya, antrian pada loket pembelian tiket bioskop.
· LastCome FirstServed (LCFS) atau LastIn
FirstOut (LIFO) artinya, yang tiba terakhir yang lebih dulu keluar. Misalnya,
sistem antrian dalam elevator untuk lantai yang sama.
· Service In Random Order (SIRO) artinya,
panggilan didasarkan pada peluang secara random, tidak soal siapa yang lebih
dulu tiba.
· Priority Service (PS) artinya, prioritas
pelayanan diberikan kepada pelanggan yang mempunyai prioritas lebih tinggi
dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai prioritas lebih rendah, meskipun
yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu.
Kejadian seperti ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, misalnya
seseorang yang dalam keadaan penyakit lebih berat dibanding dengan orang lain
dalam suatu tempat praktek dokter.
Dalam
hal di atas telah dinyatakan bahwa entitas yang berada dalam garis tunggu tetap
tinggal di sana sampai dilayani. Hal ini bisa saja tidak terjadi. Misalnya,
seorang pembeli bisa menjadi tidak sabar menunggu antrian dan meninggalkan
antrian. Untuk entitas yang meninggalkan antrian sebelum dilayani digunakan
istilah pengingkaran (reneging). Pengingkaran dapat bergantung pada panjang
garis tunggu atau lama waktu tunggu. Istilah penolakan (balking) dipakai untuk
menjelaskan entitas yang menolak untuk bergabung dalam garis tunggu (Setiawan,
1991).
DAFTAR PUSTAKA:
https://masdwijanto.files.wordpress.com/2012/06/bab-8.pdf
http://resantis.blogspot.co.id/2014/05/model-antrian.html
Komentar
Posting Komentar